Risiko Tersembunyi Reksadana Saham yang Sering Diabaikan Investor

Avatar photo

S. Ikrar

Risiko Tersembunyi Reksadana Saham yang Sering Diabaikan Investor

Return Tinggi = Risiko Tinggi, Tapi Banyak yang Lupa

Reksadana saham sering disebut sebagai pilihan utama buat kamu yang mau investasi dengan potensi imbal hasil besar dalam jangka panjang.

Tapi di balik peluang cuan tinggi itu, ada sejumlah risiko tersembunyi yang sering luput diperhatikan investor – terutama pemula.

Investasi tanpa paham risiko itu seperti naik motor tanpa helm: kelihatannya oke, sampai jatuh.

Artikel ini bakal membahas 3 risiko utama reksadana saham yang sering diabaikan, biar kamu bisa ambil keputusan investasi yang lebih bijak.

1. Risiko Volatilitas Pasar (Market Volatility)

Ini adalah risiko paling umum tapi juga paling “menggoda”. Banyak orang tertarik reksadana saham karena melihat grafik naik tajam – padahal grafik itu bisa juga turun drastis!

Apa maksudnya?

Harga saham dalam portofolio reksadana bisa naik-turun drastis dalam waktu singkat karena:

  • Berita ekonomi nasional atau global
  • Perubahan suku bunga BI
  • Isu geopolitik
  • Laporan keuangan emiten (perusahaan)

Contoh nyata: Tahun 2020, pandemi membuat IHSG anjlok hingga lebih dari 30% hanya dalam beberapa minggu. Investor panik, nilai reksadana saham ikut turun drastis.

Tips menghadapinya:

  • Pahami jangka waktu investasi. Reksadana saham ideal untuk investasi >5 tahun.
  • Jangan panik jual saat turun. Seringkali harga akan pulih.
  • Diversifikasi portofolio. Jangan taruh semua uang di reksadana saham.

2. Risiko Manajer Investasi (Fund Manager Risk)

Reksadana dikelola oleh manajer investasi (MI). Tapi tidak semua MI punya kualitas dan strategi yang sama. Kinerja reksadana sangat bergantung pada kualitas keputusan si MI.

Potensi masalahnya:

  • MI bisa salah ambil saham
  • Strategi MI terlalu agresif atau pasif
  • Pergantian tim manajemen tanpa pemberitahuan ke investor
  • Tidak transparan dalam pelaporan
Baca Juga:  Investasi Aman dengan Potensi Keuntungan Bagus

Fakta: Dalam satu periode yang sama, kinerja antar produk reksadana saham bisa berbeda jauh meski jenisnya sama. Artinya, pilihan manajer investasi sangat menentukan.

Tips menghadapinya:

  • Pilih MI dengan rekam jejak panjang dan konsisten (5+ tahun).
  • Cek laporan kinerja bulanan. Pastikan transparan dan mudah dipahami.
  • Lihat rating reksadana dari lembaga pemeringkat seperti Bareksa, Infovesta, atau Morningstar.

3. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Likuiditas artinya seberapa cepat dan mudah kamu bisa mencairkan investasi. Nah, meskipun reksadana saham bisa dicairkan kapan saja, tapi ada potensi risiko di balik layar.

Potensi masalah:

  • Permintaan pencairan besar-besaran bisa bikin MI kehabisan dana likuid
  • MI terpaksa jual saham di harga rendah untuk memenuhi permintaan pencairan
  • Proses pencairan bisa tertunda lebih lama dari biasanya

Kasus nyata: Dalam beberapa kasus saat pasar panik, pencairan reksadana bisa memakan waktu lebih dari 7 hari kerja, padahal normalnya hanya 2–3 hari.

Tips menghadapinya:

  • Jangan investasikan dana yang kamu butuhkan dalam waktu dekat.
  • Selalu siapkan dana darurat terpisah di instrumen yang lebih likuid (tabungan, reksadana pasar uang).
  • Hindari mencairkan reksadana saat pasar sedang jatuh parah kecuali benar-benar terpaksa.

Risiko Lain yang Perlu Diperhatikan

Selain tiga risiko utama di atas, ada juga risiko lain yang kadang luput dari perhatian:

  • Risiko biaya tersembunyi: Fee manajemen, fee pembelian, fee penjualan dini.
  • Risiko psikologis: Gampang panik, ikut-ikutan orang lain (herding).
  • Risiko inflasi: Kalau return reksadana saham < inflasi, nilainya tetap turun secara riil.

Cara Mengurangi Risiko Reksadana Saham

  • Tentukan tujuan investasi. Kalau butuh uang 1–2 tahun lagi, jangan pilih reksadana saham.
  • Gunakan strategi investasi rutin (dollar cost averaging) untuk mengurangi risiko beli di harga tinggi.
  • Diversifikasi produk. Kombinasi dengan reksadana pendapatan tetap dan pasar uang bisa bantu jaga stabilitas.
  • Terus belajar. Pahami berita ekonomi dan bagaimana pengaruhnya terhadap portofolio kamu.
Baca Juga:  5 Reksadana Pasar Uang Terbaik untuk Dana Darurat

Reksadana saham bisa jadi kendaraan luar biasa untuk membangun kekayaan jangka panjang, asal kamu tahu apa yang kamu hadapi.

Jangan terbuai hanya karena return-nya tinggi – karena setiap peluang datang bersama risikonya.

Dengan memahami risiko volatilitas pasar, manajer investasi, dan likuiditas, kamu akan lebih siap menghadapi dinamika investasi dan tetap bisa cuan dengan kepala dingin.

Bagikan

Rekomendasi