Dalam dunia investasi, dua instrumen yang sering menjadi pilihan investor pemula adalah obligasi dan deposito. Keduanya termasuk dalam kategori fixed income, yakni investasi dengan pendapatan tetap.
Meskipun sama-sama menawarkan kepastian dalam hal imbal hasil, obligasi dan deposito memiliki karakteristik yang sangat berbeda, baik dari sisi keuntungan, risiko, maupun likuiditas.
Nah berikut ini, kita akan membandingkan keduanya untuk membantu Anda menentukan mana yang lebih menguntungkan untuk investasi jangka panjang.
Apa Itu Obligasi dan Deposito?
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan kepada investor, dengan janji pengembalian pokok dan bunga (kupon) dalam jangka waktu tertentu. Obligasi bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
Deposito adalah simpanan berjangka di bank yang memberikan bunga tetap, dengan jangka waktu tertentu (misalnya 1, 3, 6, atau 12 bulan). Tidak seperti tabungan biasa, deposito tidak bisa diambil sewaktu-waktu tanpa penalti.
Imbal Hasil: Mana yang Lebih Menguntungkan?
Obligasi:
- Imbal hasil obligasi umumnya lebih tinggi dibandingkan deposito, tergantung pada jenis dan tenor obligasi.
- Rata-rata kupon obligasi pemerintah saat ini berada di kisaran 6%–7% per tahun, dan bisa lebih tinggi pada obligasi korporasi.
- Ada potensi capital gain jika dijual sebelum jatuh tempo saat harga pasar naik.
Deposito:
- Bunga deposito di Indonesia berkisar antara 3%–5% per tahun, tergantung pada bank dan tenor.
- Tidak ada potensi capital gain, dan bunga dikenakan pajak final sebesar 20%.
Untuk jangka panjang, obligasi lebih unggul dari sisi imbal hasil.
Risiko Investasi: Seberapa Aman?
Obligasi:
- Risiko pasar: Harga obligasi bisa turun jika suku bunga naik.
- Risiko gagal bayar (default): Terutama pada obligasi korporasi.
- Namun, obligasi negara seperti ORI dan SBR relatif aman karena dijamin pemerintah.
Deposito:
- Risiko sangat rendah karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp2 miliar per nasabah per bank.
- Tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar.
Untuk investor yang sangat konservatif, deposito lebih aman, tetapi obligasi negara juga merupakan pilihan aman dengan imbal hasil lebih tinggi.
Likuiditas: Mana yang Lebih Fleksibel?
Obligasi:
- Bisa dijual di pasar sekunder sebelum jatuh tempo, memberikan fleksibilitas lebih tinggi.
- Namun, harga jual bisa lebih rendah dari harga beli jika kondisi pasar tidak menguntungkan.
Deposito:
- Tidak likuid. Jika dicairkan sebelum jatuh tempo, akan dikenakan penalti dan bunga bisa tidak dibayarkan.
- Tidak bisa dijual ke pihak lain.
Obligasi lebih likuid karena bisa diperjualbelikan, terutama untuk kebutuhan darurat atau strategi switching investasi.
4. Dampak Inflasi dan Suku Bunga
Obligasi:
- Nilai obligasi cenderung turun saat suku bunga naik, dan sebaliknya.
- Namun, obligasi seperti SBR memiliki fitur floating rate yang bisa menyesuaikan bunga jika BI Rate naik.
Deposito:
- Nilai tetap dan rentan terhadap inflasi, karena bunga tetap tidak akan naik meskipun inflasi meningkat.
- Jika inflasi melebihi bunga deposito, investor bisa mengalami kerugian nilai riil.
Obligasi memberikan perlindungan lebih baik terhadap inflasi dibandingkan deposito.
Pajak dan Potensi Keuntungan Bersih
- Deposito dikenakan pajak final 20% atas bunga yang diperoleh.
- Obligasi ritel pemerintah (ORI/SBR) hanya dikenakan pajak final 10%, lebih rendah dari deposito.
- Ini membuat net return obligasi lebih tinggi dibanding deposito.
Cocok untuk Siapa?
- Obligasi cocok untuk investor pemula yang ingin imbal hasil lebih tinggi, tetapi masih dalam batas risiko yang terkendali. Ideal untuk jangka menengah hingga panjang (2–10 tahun).
- Deposito cocok untuk investor sangat konservatif yang mengutamakan keamanan 100%, atau untuk parkir dana jangka pendek (<1 tahun).
Pilih Obligasi atau Deposito?
Aspek | Obligasi | Deposito |
---|---|---|
Imbal Hasil | Tinggi (6–7%/tahun) | Rendah (3–5%/tahun) |
Risiko | Sedang (tergantung jenisnya) | Sangat rendah |
Likuiditas | Tinggi (bisa dijual kembali) | Rendah (ada penalti) |
Pajak | 10% | 20% |
Inflasi | Tahan terhadap inflasi | Tidak tahan |
Cocok untuk | Jangka menengah–panjang | Jangka pendek–konservatif |
Jika tujuan Anda adalah investasi jangka panjang dengan imbal hasil optimal dan risiko terkendali, maka obligasi, khususnya obligasi negara, merupakan pilihan yang lebih menguntungkan dibanding deposito.
Namun, kombinasi keduanya dalam portofolio juga dapat menjadi strategi yang bijak sesuai dengan profil risiko Anda.
Tips untuk Investor Pemula:
- Mulailah dari obligasi negara seperti ORI, SBR, dan SR yang dijual melalui platform online.
- Gunakan deposito untuk dana darurat atau dana parkir jangka pendek.
- Diversifikasi agar tidak tergantung pada satu jenis instrumen saja.
Ingin investasi aman dan tetap cuan? Pelajari terus perbandingan instrumen keuangan lainnya untuk membangun portofolio yang solid!