Wisata Bahari Lamongan: Ketahui Tarif, Jam Operasional, dan Wahana

Wisata Bahari Lamongan: Ketahui Tarif, Jam Operasional, dan Wahana


Lokasi Wisata Bahari Lamongan (WBL) berada di jantung Lamongan, Jawa Timur, dan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di sana. Menampilkan pemandangan pantai yang menawan serta ragam atraksi menarik, area seluas 17 hektar ini terletak di Pantai Tanjung Kodok di pesisir utara Jawa, khususnya di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.


Sejak didirikan pada 14 November 2004, WBL telah menjadi magnet bagi pengunjung yang datang ke Lamongan. Jadi, jika Anda berada di Lamongan, WBL adalah tempat yang wajib dikunjungi.


Sebelum memutuskan untuk mengunjungi, mari kita simak informasi seputar biaya masuk, waktu operasional, dan atraksi yang tersedia di WBL:


Tarif Masuk Wisata Bahari Lamongan

Mulai 1 Oktober 2023, berikut beberapa jenis tarif masuk ke WBL:


1. Tiket Masuk Umum WBL

Harga: Rp 50.000 (Senin-Kamis) dan Rp 60.000 (Sabtu-Minggu) serta hari libur.


Termasuk akses ke 22 atraksi dan fasilitas di WBL. Beberapa atraksi memerlukan pembelian tiket tambahan.


2. Tiket Paket Spesial WBL

Harga: Rp 85.000 (hari kerja) dan Rp 110.000 (akhir pekan dan hari libur).


Menyediakan akses ke 52 atraksi di WBL, kecuali atraksi yang memiliki tarif khusus.


3. Tiket Gabungan WBL, Maharani Zoo, dan Goa Maharani

Harga: Rp 115.000 (hari kerja) dan Rp 145.000 (akhir pekan dan hari libur).


Memberikan akses ke tiga destinasi wisata: WBL, Maharani Zoo, dan Goa Maharani, dengan total 51 atraksi dan fasilitas.


Maharani Zoo dan Goa Maharani adalah dua destinasi tambahan yang berlokasi di sekitar area yang sama. Dengan luas 3,5 hektar, Maharani Zoo menyuguhkan pengalaman kebun binatang, sementara Goa Maharani menampilkan formasi goa yang menyerupai istana. Dari WBL, kedua lokasi ini dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar 7 menit.


Ingat, beberapa atraksi di luar paket memerlukan tiket tambahan. Sehingga, Anda mungkin perlu mengeluarkan biaya ekstra tergantung atraksi yang ingin Anda nikmati.


Ketahui Atraksi di Wisata Bahari Lamongan

Atraksi yang tersedia di Wisata Bahari Lamongan dapat dikelompokkan berdasarkan tipe tiket yang Anda miliki: tiket Entrance, paket WBL, atau atraksi dengan tiket terpisah. Berikut rinciannya.


Atraksi dalam paket tiket Entrance:

1.      Puri Felin (Rumah Kucing)


2.      Lapangan Beraksi


3.      Pameran Maritim: Kapal & Kerang


4.      Seni Ilusi 3D


5.      Gua Bajak Laut


6.      Pameran Serangga (Goa Insectarium)


7.      Galaksi Cermin


8.      Zona Air Mainan


9.      Area Bermain Pantai


10.  Pusat Aksi Air (Waterboom)


11.  Area Berenang


12.  Tempat Istirahat Pantai (Gazebo)


13.  Aktivitas Kano


14.  Titik Pancing


15.  Taman Burung


16.  Anjungan Para Ulama (Wali Songo)


17.  Layanan Pendukung: musholla, kamar mandi, akses internet, locker, ruang menyusui, dan pusat medis (biaya obat tidak termasuk).


Atraksi dalam Paket WBL beserta Harga Tiketnya:

1.      Sepeda Listrik (E-Bike): Rp 100.000 untuk 3 jam


2.      Lapangan Ketangkasan: Rp 2.000 per kupon


3.      Ekskavator Mini: Rp 5.000 untuk 4 koin


4.      Permainan Anak (Kiddie Ride): Rp 5.000 untuk 4 koin


5.      Dunia Virtual (VR World): Rp 20.000


6.      Target Menembak: Rp 20.000


7.      Balap Gokart: Rp 30.000 hingga Rp 50.000


8.      Kendaraan ATV: Rp 20.000 untuk 2 lap


9.      Loker Waterboom: Rp 10.000


10.  Ban Berenang: Rp 10.000 hingga Rp 15.000


11.  Perjalanan Virtual (VR Ride): Rp 25.000


12.  Tunggang Unta: Rp 25.000 per ronde


13.  Sepeda Air: Rp 15.000 hingga Rp 20.000


14.  Perahu Langit (Sky Boat): Rp 20.000 tiap individu


15.  Perahu Panjang: Rp 25.000 tiap individu (minimal 5 orang)


16.  Perahu Pisang (Banana Boat): Rp 50.000 tiap individu (minimal 3 orang)


17.  Perahu Donat Raja (King Donut Boat): Rp 50.000 tiap individu (minimal 4 orang)


18.  Perahu Klasik: Rp 20.000 tiap individu (minimal 4 orang)


19.  Tempat Panah: Rp 5.000 tiap individu


20.  Pasar Tradisional (Passer): Rp 5.000 tiap individu


21.  Foto Bergaya Koboi: Rp 5.000 tiap individu


22.  Kereta Tradisional (Andong): Rp 10.000 tiap individu


23.  Sudut Foto Bahari: Rp 15.000 hingga Rp 20.000 tiap individu


24.  Museum Seni Islam: Rp 15.000 hingga Rp 20.000 tiap individu.

Sejarah Kerajaan Makassar, Awal Terbentuk Hingga

Sejarah Kerajaan Makassar, Awal Terbentuk Hingga


Kisah Kerajaan Makassar dimulai dari penyatuan dua entitas kerajaan yang mendominasi Sulawesi: Gowa dan Tallo. Kesatuan ini kerap disebut dengan Kerajaan Gowa-Tallo atau Kesultanan Makassar. Menurut sumber dari Repositori UIN Alauddin Makassar yang mengulas mengenai Islamisasi Kerajaan Gowa-Tallo, pernyataan ini mulai mencuat pada abad ke-16.


Pada masa tersebut, setiap entitas kerajaan di Sulawesi Selatan, termasuk Gowa dan Tallo, terlibat dalam perebutan dan perluasan kekuasaan. Tak jarang, kerajaan dengan daya yang lebih rendah tunduk pada kerajaan yang lebih dominan.


Ketika Raja Gowa ke-9, Daeng Matanre Karaeng Mangngutungi Tumapa'risi Kallonna, memimpin (antara tahun 1460-1510), dia berhasil menguasai Kerajaan Tallo di tahun 1490. Saat itu, Tallo dipimpin oleh Samaranluka Tuni Labu ri Suriwa.


Pasca penaklukan tersebut, diadakan kesepakatan khusus antara kedua pemimpin kerajaan yang mengesahkan ikatan mereka. Kesepakatan ini menegaskan hubungan harmonis antara kedua kerajaan, seringkali dijuluki sebagai "dua raja, satu rakyat". Hubungan ini mendorong pembentukan Kerajaan Gowa-Tallo yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Makassar.


Dalam hierarki pemerintahan, Raja Gowa berfungsi sebagai pemimpin utama, sementara Raja Tallo sebagai wakil raja. Seiring waktu, kerajaan bersaudara ini tumbuh menjadi salah satu kekuatan terbesar di wilayah timur Indonesia.


Zaman Keemasan Kerajaan Makassar

Integrasi Gowa dan Tallo memindahkan pusat administrasi ke Somba Opu, sebuah lokasi strategis di rute pelayaran antara Malaka dan Maluku. Tempat ini menjadi magnet bagi para pedagang yang berlabuh di Pelabuhan Somba Opu. Dalam tempo singkat, Makassar tumbuh menjadi kerajaan yang makmur, terorganisir, dan berpengaruh, dengan nama baiknya tersebar ke berbagai kerajaan tetangga.


Sebuah artikel dalam jurnal Attoriolog menyebutkan bahwa masa keemasan Kerajaan Makassar berlangsung pada abad ke-17, dengan prestasi luar biasa di bidang politik, ekonomi, dan budaya. Kerajaan Makassar menganut kebijakan perdagangan bebas, memperkenalkan Bandar Makassar sebagai pelabuhan yang terbuka bagi semua negara dan bangsa.


Dalam lingkup politik, saat periode pemerintahan Raja Tonipallangga dari tahun 1546 hingga 1565, bersama dengan Mangkubumi Nappakata'tana Daeng Padulung, kerajaan memutuskan untuk menerapkan kebijakan ekspansi. Tujuannya adalah untuk menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan sekitarnya ke dalam wilayah Kerajaan Makassar. Strategi perluasan wilayah ini terbukti efektif dan berhasil diterapkan.


Selama periode keemasan kerajaan ini, Islam diterima dan menjadi agama resmi Kerajaan Makassar. Mereka juga membentuk sekutu untuk mengendalikan daerah sekitar dan berhasil menguasai mayoritas area di Sulawesi bagian Selatan dan Barat. Namun, keberhasilan ini menimbulkan ketidakpuasan dari kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi, seperti Wajo dan Bone, yang akhirnya membentuk koalisi melawan Makassar dengan dukungan dari VOC.


Warisan Sejarah dari Kerajaan Makassar

Meski zaman kerajaan telah lama berlalu, bukti kejayaan Kerajaan Makassar masih bisa ditemui hingga kini. Berbagai situs bersejarah tetap berdiri megah dan menjadi daya tarik wisata:


1. Istana Balla Lompoa

Ini adalah kediaman resmi Raja Gowa yang dibangun pada tahun 1936. Sekarang, istana ini berfungsi sebagai Museum Balla Lompoa yang menyimpan artifak-artifak kerajaan.


2. Benteng Somba Opu

Didirikan pada tahun 1525, benteng ini menjadi sentra perdagangan penting dan pusat pemerintahan Kerajaan Makassar. Saat ini, benteng tersebut telah menjadi destinasi wisata yang menampilkan arsitektur dan budaya tradisional Sulawesi Selatan.


3. Benteng Rotterdam

Awalnya dikenal dengan nama Benteng Jumpandang, benteng ini dibangun pada tahun 1545. Kini, benteng ini telah menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Kota Makassar.


4. Masjid Tua Katangka

Didirikan pada masa Raja Gowa XIV pada tahun 1603, masjid ini menjadi saksi bisu dari perkembangan Islam di Kerajaan Makassar dan masih berfungsi hingga saat ini.


5. Kompleks Pemakaman Raja Tallo dan Gowa

Area pemakaman ini menampung makam raja-raja yang memimpin dari abad ke-17 hingga ke-19. Lokasinya berada dekat Sungai Tallo, menjadi saksi sejarah kebesaran Kerajaan Makassar.


Dengan semua peninggalan ini, Kerajaan Makassar meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah dan budaya Indonesia.

Misteri Danau Tempe, Kisah Sejarah dan Legenda di Baliknya

Misteri Danau Tempe, Kisah Sejarah dan Legenda di Baliknya


Danau Tempe, salah satu danau terluas di Sulawesi Selatan, berada di antara tiga kabupaten: Wajo, Sidenreng Rappang, dan Soppeng. Secara geografis, Danau Tempe berada di Kecamatan Tempe, bagian barat Kabupaten Wajo, menjadikannya sebagai salah satu destinasi utama di daerah tersebut.


Kisah asal-usul Danau Tempe dimulai dari jutaan tahun yang lalu. Disebut sebagai "danau purba", danau ini membawa cerita sejarah geologis yang panjang. Prof Adi Maulana dari Universitas Hasanuddin menyatakan bahwa awalnya, wilayah yang kini menjadi Danau Tempe adalah cekungan yang mirip dengan sungai raksasa, memanjang di tengah Sulawesi Selatan.


Menurut Prof Adi, sekitar 20.000-10.000 tahun silam, akhir dari era es menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Sebagai akibatnya, cekungan tersebut berubah menjadi wilayah berair. "Ini berlangsung pada akhir era es, mungkin sekitar 10.000-20.000 tahun yang lalu," kata Prof Adi. "Awalnya, itu hanya cekungan. Namun, setelah es mencair dan permukaan air laut naik, cekungan tersebut mulai terisi air," tambahnya.


Ketika itu, wilayah tersebut menghubungkan bagian timur dan barat Sulawesi. Namun, adanya aktivitas tektonik menyebabkan bagian dari wilayah berair tersebut naik dan terputus dari lautan. "Sebuah aktivitas tektonik menyebabkan beberapa bagian wilayah itu meningkat, sehingga terputus dari Selat Makassar dan Teluk Bone. Namun, karena air sudah ada di cekungan tersebut, air tersebut terperangkap, menjadikannya sebagai Danau Tempe," urainya.


Berdasarkan jurnal dari Universitas Hasanuddin berjudul 'Studi Tanaman Air dan Ekologi-Fisika Danau Tempe, Sulawesi Selatan', kenaikan wilayah sekitar Danau Tempe terjadi sekitar 10.000-6.000 tahun SM, saat lempeng tektonik Australia dan Eurasia bertabrakan, mengakibatkan kenaikan daerah sekitar danau.


Transformasi Danau Tempe Seiring Waktu

Kegiatan geologis yang terjadi di masa lalu membuat Danau Tempe Purba terpisah menjadi tiga bagian yaitu: Danau Buaya, Danau Sidenreng, dan yang terakhir adalah Danau Tempe. Setelah peristiwa itu, berbagai perubahan alam berlanjut dan mengubah bentuk Danau Tempe Purba menjadi Danau Tempe yang kita kenal saat ini.


Profil Geologis Danau Tempe

Sebagai salah satu danau terbesar di Sulawesi Selatan, Danau Tempe menyebar luas sekitar 47.800 hektar. Menurut jurnal yang telah disebutkan, Danau Tempe dikenali sebagai sebuah danau tektonik di Indonesia. Secara geologis, danau ini berada di pertemuan lempengan Benua Australia dengan Asia, dikelilingi oleh rangkaian gunung yang terbentuk akibat benturan antara lempeng Australia dan Eurasia.


Danau Tempe menjadi titik pertemuan bagi 13 sungai dari berbagai wilayah di Sulawesi Selatan. Ini menjadikan volume air danau sangat tergantung pada aliran air dari sungai-sungai tersebut, sehingga danau ini bersifat sebagai rawa banjiran.


Dalam keadaan normal, Danau Tempe mencakup wilayah sekitar 15.000-20.000 hektar. Namun, saat musim kering dengan kedalaman air hanya sekitar 1 meter, luasnya menyusut menjadi sekitar 1.000 hektar. Di saat banjir besar, luasnya bisa meningkat hingga 48.000 hektar.


Danau Tempe saat ini menghadapi masalah pendangkalan yang signifikan. Banyak bagian danau yang kini telah berubah menjadi daratan. Dari analisis citra satelit Landsat dari tahun 1981, 1989, 2000, dan 2015 yang diambil saat musim hujan dan hasil survei lapangan pada 2025, terlihat bahwa luas permukaan Danau Tempe semakin menyusut selama dua dekade terakhir.


Penurunan permukaan danau selama periode itu mencapai lebih dari 15 hektar. Jika tidak ada upaya konservasi yang dilakukan, dikhawatirkan luas danau akan terus menyusut. Sebuah kajian menunjukkan laju penurunan mencapai 1,48 kilometer persegi setiap tahunnya. Dengan laju tersebut, Danau Tempe diperkirakan akan lenyap pada musim kemarau tahun 2093.

Maharani Zoo dan Goa, Objek Wisata Edukasi di Lamongan

Maharani Zoo dan Goa, Objek Wisata Edukasi di Lamongan


Taman Satwa dan Goa Maharani di Lamongan, Jawa Timur, menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung dengan kombinasi taman binatang dan goa di dalam satu area, yang menjadikannya berbeda dari destinasi serupa.


Lokasi ini menjanjikan tidak hanya kesenangan, tetapi juga edukasi. Sangat sesuai untuk dikunjungi oleh semua anggota keluarga, terutama bagi anak-anak yang haus akan pengetahuan.


Terletak di Paciran, Lamongan, Jawa Timur, berikut adalah informasi mengenai atraksi, biaya masuk, dan waktu kunjungan di Taman Satwa dan Goa Maharani.


Atraksi Taman Satwa dan Goa Maharani

Taman ini, yang memiliki luas sekitar 3,5 hektar, menampilkan berbagai spesies hewan, termasuk beberapa yang langka seperti orang utan, wallaby, jerapah, beruang madu, harimau dan singa berwarna putih. Dari data resmi, ada sekitar 400 spesies hewan yang dipamerkan di sini.


Tidak hanya taman satwa, terdapat juga museum dan galeri satwa yang menampilkan fosil hewan purba seperti ikan paus dan beruang kutub, serta hewan dengan pigmen langka seperti ular, tikus, dan kanguru albino. Area taman burung menyuguhkan berbagai jenis burung dari penjuru dunia.


Pengunjung dapat berinteraksi secara langsung dengan beberapa hewan, seperti memberi makan atau berfoto. Ada juga pertunjukan hewan yang menarik, seperti pertunjukan gajah dan burung.


Setelah menikmati taman binatang, pengunjung dapat mengunjungi Goa Maharani yang berada dalam area yang sama. Goa ini menampilkan keindahan formasi stalaktit dan stalakmit yang memukau, dengan tampilan yang mirip dengan istana. Keindahannya seringkali disamakan dengan Taman Nasional Gua di Amerika seperti Mammoth dan Carlsbad.


Goa Maharani memiliki panjang rute sekitar 350 meter dan uniknya, formasi stalaktit dan stalakmit di dalamnya masih terus bertumbuh.


Selain itu, kawasan ini juga memiliki berbagai wahana lain seperti Istana Bawah Laut, Gua Insectarium, Space Shuttle, Anjungan Wali Songo, Texas City, Paus Dangdut, Tembak Ikan, Rumah Kaca, dan Istana Bajak Laut.


Harga Tiket dan Jam Operasional Maharani Zoo dan Goa

Tarif masuk Maharani Zoo dan Goa pada hari Senin sampai Kamis (hari kerja) ditetapkan sebesar Rp 40.000. Sementara untuk hari Jumat hingga Minggu (akhir pekan) serta hari libur nasional, tarifnya adalah Rp 50.000.


Bagi Anda yang ingin mengunjungi baik Maharani Zoo dan Goa serta Wisata Bahari Lamongan (WBL) sekaligus, ada tiket gabungan yang ditawarkan. Pada hari kerja, tarif tiket gabungan ini adalah Rp 115.000 dan pada akhir pekan menjadi Rp 145.000.


Dengan memiliki tiket gabungan ini, Anda mendapatkan akses ke 51 wahana yang ada di kedua destinasi tersebut, namun beberapa wahana tertentu yang memerlukan pembayaran tambahan tidak termasuk.


Beragam wahana dan fasilitas yang dapat dinikmati secara gratis saat berkunjung ke Maharani Zoo dan Goa di antaranya adalah Goa Maharani, Exotic Albino, Galeri Satwa, Fish Therapy, Gem Stone Gallery, Pyramid Kids Pool, Carousel, Playground anak, Birdshow, Edukasi Gajah, foto bersama satwa, serta beberapa fasilitas umum seperti toilet dan mushola.


Namun, bagi Anda yang ingin merasakan pengalaman lebih, beberapa wahana berikut menawarkan pengalaman dengan tarif tambahan:


1.      Interaksi memberi makan satwa dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000.


2.      Safari Car dengan tarif Rp 15.000.


3.      Pengalaman Camera 360 derajat di Goa Maharani seharga Rp 10.000.


4.      Pengalaman Story 360 derajat dengan tarif Rp 15.000.


5.      Outbond untuk anak-anak seharga Rp 5.000.


6.      Outbond khusus dewasa dengan tarif Rp 15.000.


7.      Menikmati sepeda udara seharga Rp 10.000.


8.      Paket kombinasi outbond dewasa dan sepeda udara dengan harga Rp 20.000.


Terkait waktu operasional, Maharani Zoo dan Goa terbuka setiap hari mulai pukul 08.30 WIB hingga 16.30 WIB.

Desa Potato Head Bali, Objek Wisata Edukasi Favorit

Desa Potato Head Bali, Objek Wisata Edukasi Favorit


Para wisatawan yang ingin menikmati liburan di Bali tanpa perlu berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dapat mempertimbangkan Desa Potato Head sebagai pilihan utama. Lokasi ini menawarkan berbagai aktivitas wisata hingga pesta dalam satu tempat.


Bukan sekadar tempat wisata, Desa Potato Head menggabungkan berbagai elemen seperti hiburan dan fasilitas mewah. Awalnya, Desa Potato Head berdiri di Jakarta sebelum memutuskan untuk pindah dan membuka beach club di Bali.


Mengikuti kesuksesannya, pemilik Desa Potato Head memperluas area dengan menambahkan hotel bernama Kata Mama Suites. Kini, Desa Potato Head memiliki dua bangunan hotel dengan beragam tipe kamar, serta fasilitas lain seperti beach club, sunset park, perpustakaan, gym, spa, dan aktivitas edukatif seperti follow the waste tour.


Desa Potato Head sangat menekankan pada konsep berkelanjutan. Ini terlihat dari pendekatan mereka dalam pengolahan bahan makanan hingga pengelolaan sampah. Limbah yang dihasilkan di tempat ini tidak hanya didaur ulang, tetapi juga diolah menjadi produk baru yang kembali bisa dimanfaatkan.


Harga menginap di Desa Potato Head bervariasi, dengan tarif berkisar antara Rp 4.000.000 hingga Rp 15.000.000. Dengan komitmen pada konsep zero waste, setiap fasilitas di kamar, termasuk botol sabun hingga kursi, dirancang dari bahan daur ulang dan bebas plastik untuk memastikan keberlanjutan.


Konsep keberlanjutan ini tidak hanya diterapkan di hotel dan suites, tetapi juga di seluruh area Desa Potato Head, termasuk di beach club. Misalnya, botol bir yang telah digunakan oleh pengunjung diolah kembali menjadi gelas minuman.


Bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana beach club, akses ke tempat ini gratis. Namun, jika ingin menikmati daybed, ada biaya minimum yang dikenakan. Bagi yang mencari pengalaman menikmati matahari terbenam dengan anggaran yang lebih terjangkau, sunset park menjadi pilihan yang tepat tanpa biaya tambahan.


Desa Potato Head sering menggelar berbagai acara, baik yang gratis maupun berbayar, dengan kolaborasi berskala internasional dan penampilan artis ternama. Salah satu kolaborasi istimewa mereka adalah dengan Boiler Room, penyelenggara acara musik dansa terkemuka dari London yang fokus pada genre underground dan menyiarkannya secara online. Kolaborasi ini telah berlangsung dua tahun berturut-turut. Selain itu, ada juga acara mingguan bernama Live Sunset Sundays yang gratis dan menampilkan band-band lokal.


Gresie Tokilov, Manajer Pemasaran Desa Potato Head, mengatakan, "Kami menargetkan berbagai kalangan karena kami memiliki beragam fasilitas. Pecinta musik sering berkunjung karena kami sering menghadirkan penampilan-penampilan populer."


Desa Potato Head sangat berkomitmen pada konsep keberlanjutan. Mereka mengadakan tur bernama "follow the waste tour" yang mengajak wisatawan melihat proses produksi bahan makanan dari perkebunan mereka hingga pengolahan sampah menjadi produk baru. Fakta menariknya, hampir seluruh sampah di Desa Potato Head diolah, kecuali 3% seperti puntung rokok dan masker. Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung inisiatif mereka dengan memberikan truk pengolahan sampah.


Desa Potato Head berharap hotel dan komunitas di Bali dapat mengikuti jejak mereka. Saat ini, mereka sedang meningkatkan kapasitas pengolahan sampah untuk bekerja sama dengan lebih banyak pihak. "Tahun depan, kami akan memiliki fasilitas pengolahan sampah sendiri dan berencana bekerja sama lebih luas lagi dalam hal pengolahan sampah," tambah Gresie.


Tiap Selasa dan Kamis, Desa Potato Head mengadakan inisiatif bernama Sweet Potato Project, yang merupakan kegiatan bagi-bagi nasi bungkus berbahan dasar tumbuhan untuk panti asuhan di Bali. Hal serupa juga diterapkan untuk makanan pegawai Desa Potato Head. Gresie menekankan, "Ini adalah bentuk edukasi bahwa makanan berbasis tumbuhan juga bisa menjadi pilihan yang lezat dan sehat."

19 Destinasi Wisata Pilihan di Luwu Utara

19 Destinasi Wisata Pilihan di Luwu Utara


Luwu Utara, yang juga dikenal sebagai Bumi Lamaranginang, menawarkan serangkaian tempat wisata alam dan budaya yang tak kalah menarik. Bagi Anda yang berencana berkunjung ke daerah ini, berikut beberapa destinasi wisata pilihan di Luwu Utara yang dapat Anda pertimbangkan:


1. Pegunungan Limbong

Bagi Anda yang gemar petualangan alam, Pegunungan Limbong merupakan destinasi yang wajib Anda kunjungi. Dikenal sebagai salah satu keajaiban alam di Luwu Utara, pegunungan ini menawarkan panorama luar biasa berupa pegunungan berbaris dengan latar belakang persawahan hijau milik penduduk setempat.


Berada jauh dari hiruk pikuk kota, udara segar tanpa polusi menambah keistimewaan tempat ini. Meski letaknya cukup terpencil, akses menuju Pegunungan Limbong cukup mudah, baik dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum seperti ojek.


Lokasinya berada di Desa Limbong, Kecamatan Rongkong. Yang menarik, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menikmati keindahan tempat ini.


2. Air Terjun Bantimurung Bone-Bone

Salah satu permata alam di Luwu Utara, Air Terjun Bantimurung Bone-Bone menyuguhkan pemandangan air terjun setinggi 15 meter dengan kolam alami di bawahnya. Kolam tersebut bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk berenang atau hanya sekedar berendam, namun selalu waspada karena kedalamannya cukup signifikan.


Di sini, Anda bisa menikmati kesegaran alam dengan pepohonan yang tumbuh subur di sekitar air terjun. Fasilitas pendukung seperti gazebo, kamar mandi, mushola, tempat parkir, dan penginapan tersedia untuk menambah kenyamanan Anda selama berkunjung.


Lokasi air terjun ini terletak di Desa Bantimurung, Kecamatan Bone-Bone. Akses menuju tempat ini bisa dilakukan dengan motor atau mobil.


Berbagai keindahan alam dan keunikan budaya yang dimiliki Luwu Utara siap memanjakan mata dan hati Anda. Pastikan untuk menambahkan destinasi-destinasi di atas dalam daftar kunjungan Anda saat berada di Luwu Utara!


3. Air Terjun Sarambu Alla

Tersembunyi di tengah hutan alami Kabupaten Luwu Utara, Air Terjun Sarambu Alla menjadi surga bagi pecinta alam. Di kawasan ini, Anda bisa menyaksikan berbagai flora dan fauna hutan seperti burung, kupu-kupu, dan capung. Area di sekitar air terjun dipenuhi pepohonan liar dan bebatuan besar, menjadikannya tampil eksotik dan mempesona. Sumber airnya berasal dari Sungai To'Nangka, dengan air yang tampak jernih dan menyegarkan. Fasilitas di sini mencakup gazebo, toilet, ruang ganti, dan beberapa warung kecil. Biaya masuk sangat terjangkau, hanya Rp 5.000 - Rp 10.000 per orang. Lokasi air terjun ini berada di Desa Kalotok, Kecamatan Sabbang.


4. Bukit Wakatar

Bukit Wakatar menawarkan pengalaman berkemah yang tak terlupakan. Di sini, ada 10 pondok siap huni dan 70 spot berkemah dengan fasilitas penerangan dari PLN. Toilet dan mushola juga tersedia untuk kenyamanan pengunjung. Dari bukit, Anda bisa menikmati pemandangan alam dengan latar pepohonan pinus yang rindang. Lokasinya cukup dekat dengan Masamba, ibukota Luwu Utara, tepatnya di Desa Limbong, Kecamatan Rongkong.


5. Pemandian Alam Tamboke

Sungai Tamboke menawarkan kesegaran alami dengan airnya yang jernih dan bersih. Selain berenang, Anda bisa piknik atau berfoto bersama keluarga dan teman-teman. Meski gratis, ada beberapa fasilitas berbayar seperti penyewaan alat bermain. Beberapa pondok juga tersedia dengan tarif sekitar Rp 50.000. Lokasi ini mudah diakses, baik dengan kendaraan umum maupun pribadi, berada di Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju.


6. Taman Lestari Sulikan

Terletak di hati Kota Masamba, tepatnya di pinggir Sungai Masamba, Taman Lestari Sulikan menjadi favorit bagi warga lokal, terutama saat sore hari. Taman ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas bermain untuk anak-anak dan spot jogging. Anda bisa bersantai sambil menikmati keindahan taman yang hijau dan angin sejuk. Jika lapar, berbagai jajanan tersedia dengan harga yang terjangkau.


7. Pemandian Alam Sulili Baebunta

Tempat yang ideal untuk liburan keluarga. Sungainya yang tenang dengan kedalaman yang cocok untuk anak-anak membuat tempat ini sempurna untuk berenang. Selain itu, aktivitas river tubing menanti para pengunjung dewasa. Untuk yang ingin menginap, ada opsi homestay dan area berkemah. Harga tiket masuk terjangkau, hanya Rp 2.000 dengan tambahan biaya parkir Rp 2.000. Lokasinya di Desa Wisata Baebunta, Kecamatan Baebunta.


8. Bukit Tiro'soe

Terletak dekat dengan Pemandian Alam Sulili Baebunta. Bukit ini dipenuhi dengan pohon durian yang menambah suasana sejuk. Saat musim durian, Anda bisa menikmatinya langsung dari pohon. Beberapa fasilitas gratis seperti playground dan gazebo tersedia. Sedangkan fasilitas berbayar antara lain sewa tenda, kolam renang, sepeda gantung, dan flying fox. Lokasi mudah diakses dengan kendaraan, terletak di Desa Wisata Baebunta, Kecamatan Baebunta.


9. Agrowisata Buntu Lemo

Sebuah objek wisata alam yang menawarkan panorama tanaman hortikultura dan pegunungan yang indah. Di sini, pengunjung tidak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga mendapatkan ilmu tentang budidaya tanaman hortikultura. Lokasinya berada di Desa Rinding Allo, Kecamatan Limbong, dengan tiket masuk Rp 5.000.


10. Bukit Batu Kembar

Pendakian di Bukit Batu Kembar menawarkan pengalaman yang memukau. Dari puncak, Anda bisa melihat panorama dua kecamatan, Bone-Bone dan Sukamaju. Malam hari memberikan pemandangan lampu kota yang mempesona. Bukit ini mendapatkan namanya dari dua batu kembar di puncaknya. Selain itu, ada gua dengan sejarah misterius di sekitarnya. Meski medannya cukup menantang, tempat ini tetap menjadi favorit bagi pengunjung. Lokasinya di Desa Patoloan, Kecamatan Bone-Bone.


11. Pemandian Hangat Pincara

Berlokasi di Kabupaten Luwu, Pemandian Hangat Pincara menawarkan tiga kolam air panas yang berasal langsung dari pegunungan Desa Pincara. Air di sini begitu jernih dan berendam di dalamnya pasti akan memberikan sensasi relaksasi. Tidak hanya itu, detikers dapat menikmati indahnya pemandangan sungai yang berdekatan. Fasilitas pendukung seperti area parkir, kamar mandi, mushola, dan gazebo tersedia, serta tempat penginapan. Hanya dengan Rp10.000, detikers bisa menikmati semua ini. Lokasinya di Desa Pincara, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.


12. Bendungan Wisata Bantimurung

Terletak di Desa Bantimurung, Kecamatan Bone - Bone, Kabupaten Luwu Utara, bendungan ini tidak hanya berfungsi sebagai irigasi sawah, tetapi juga sebagai destinasi wisata. Detikers dapat merasakan kesegaran air sambil menikmati panorama gunung dan sawah. Berbagai fasilitas seperti area parkir, kamar mandi, mushola, dan penginapan tersedia untuk memanjakan pengunjung.


13. Tugu Peringatan Lesangi

Monumen Juang Lesangi, atau dikenal sebagai Monumen Masamba Affair, adalah pengingat heroiknya pemuda Masamba melawan penjajah Belanda pada 29 Oktober 1949. Patung di monumen ini menonjol dengan senjata tradisional dan modern yang dipegangnya, memadukan kultur dan sejarah. Area di sekitar monumen dikelilingi pepohonan dan di malam hari, lampu hiasannya menambah keindahan. Lokasi ini berada di Desa Bone, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.


14. Tempat Bersejarah Makam Datok Pattimang

Makam Datok Pattimang adalah tempat ziarah yang populer di Luwu Utara. Datok Pattimang adalah ulama dari Minangkabau yang hadir untuk menyebarkan Islam di Kerajaan Luwu. Mengunjungi makam ini memberikan kesempatan untuk memahami sejarah dan peran penting Datok Pattimang. Lokasinya di Desa Pattimang, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara.


15. Pesona Air Terjun Pangorea

Tingginya mencapai lebih dari 40 meter, Air Terjun Pangorea adalah permata alam di Kabupaten Luwu Utara. Derasnya aliran air menimpa batu besar di sekitarnya, menambah pesona alaminya. Detikers juga bisa merasakan kesegaran dan keindahan alam yang ditawarkan. Untuk mencapai lokasi ini, detikers mungkin perlu berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor. Lokasinya di Desa Sepakat, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.


16. Air Terjun Rehema

Jika Anda tertarik untuk menjelajahi lebih banyak air terjun di Kabupaten Luwu Utara, maka Air Terjun Rehema layak untuk ditambahkan dalam daftar kunjungan Anda. Dengan ketinggian mencapai 20 meter dan aliran air yang tenang, tempat ini sempurna bagi yang ingin menikmati renang. Sejumlah dinding batu di sekitarnya membentuk kolam alami yang pas untuk berendam. Meskipun terletak di lokasi tersembunyi dengan akses jalan yang berliku dan menanjak, pengalaman dan pemandangan yang ditawarkan tak terlupakan. Anda bisa mencapainya dengan berjalan kaki atau naik motor dari Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju.


17. Bukit Tabuan

Bukit Tabuan, dengan ketinggian mencapai 1700 Mdpl, menjadi surga bagi pecinta fotografi. Berbagai spot foto menarik tersedia, membuat setiap momen menjadi berharga. Selain berfoto, Anda juga bisa berkemah di area ini. Dari puncak, Anda akan disuguhkan panorama pegunungan yang hijau dan memukau. Lokasinya ada di Desa Rinding Allo, Kecamatan Limbong.


18. Air Terjun Rante Kasimpo

Desa Rinding Allo tak hanya memiliki Bukit Tabuan, tetapi juga Air Terjun Rante Kasimpo yang eksotis. Diselimuti hutan, bebatuan, dan deretan air terjun berjenjang, tempat ini memanggil Anda untuk berendam di airnya yang sejuk. Meski letaknya tersembunyi, pengalaman yang didapat di sini tak ternilai. Berada di Desa Rinding Allo, Kecamatan Limbong.


19. Pendakian Gunung Tolangi Balease

Untuk Anda yang mencari tantangan, Gunung Tolangi Balease menawarkan trekking selama hampir seminggu. Perjalanan melintasi sungai, hutan lumut, dan jalur tanjakan yang menantang. Namun, saat berada di puncak, keindahan pegunungan yang diterangi sinar matahari pagi dan suasana dingin akan membalas setiap lelah Anda. Lokasinya di Desa Bantimurung, Kecamatan Bone-Bone.


Inilah 19 destinasi menarik di Luwu Utara. Mana yang ingin Anda jelajahi?

16 Destinasi Menarik di Kabupaten Wajo yang Tak Boleh Terlewatkan

16 Destinasi Menarik di Kabupaten Wajo yang Tak Boleh Terlewatkan


Jika Anda tengah berkelana di Kabupaten Wajo dan bingung merencanakan kunjungan, Kabupaten Wajo memiliki sejumla tempat menarik yang patut dieksplor. Mari kita lihat lebih lanjut.


Dikenal dengan julukan Bumi Lammaddukeng, Wajo juga terkenal sebagai pusat produksi sutera Bugis berkualitas tinggi. Selain industri sutera, Wajo menawarkan sejumlah destinasi wisata yang menawan. Mari kita telusuri 17 destinasi menarik di Wajo!


Kunjungan Menarik di Kabupaten Wajo

1. Danau Tempe

Sebagai salah satu ikon Kabupaten Wajo, Danau Tempe menawarkan panorama alam yang tak ada duanya. Di sini, Anda dapat menyewa perahu untuk merasakan eksotisme danaunya lebih dekat. Berada di Desa Salotengnga, Kecamatan Sabbangparu, Danau Tempe merupakan salah satu danau terluas di Sulawesi dengan luas sekitar 350 km2. Ada juga penginapan di sekitarnya untuk Anda yang ingin bermalam.


2. Bukit Kalola

Dari Desa Sogi, Kecamatan Maniangpajo, Anda akan disuguhi pemandangan bukit berlapis rumput hijau dan danau yang terbentang di kaki bukit. Tempat ini sangat ideal untuk melepaskan penat. Hanya dengan Rp.10.000, Anda sudah bisa menikmati pemandangan menawan tersebut.


3. Air Terjun Sumpang Puli

Meski belum begitu populer, Air Terjun Sumpang Puli adalah permata tersembunyi di Desa Awo, Kecamatan Keera. Keasliannya masih terjaga, menjadikannya tempat yang sempurna bagi Anda yang mencari keindahan alam yang belum banyak tersentuh.


4. Situs Tosora

Merupakan situs bersejarah yang menyimpan bukti penting tentang keberadaan kerajaan Wajo di masa lalu. Meskipun banyak peninggalannya yang telah rusak, Anda masih bisa menyaksikan sisa bangunan bersejarah seperti masjid tua dan benteng. Situs ini berada di Desa Tosora, Kecamatan Majauleng.


5. Rumah Adat Atakkae

Kawasan ini adalah representasi kekayaan budaya Wajo, terletak di kelurahan Attakkae, kecamatan Tempe. Di sini, Anda dapat melihat berbagai rumah adat dari seluruh Kabupaten Wajo, termasuk Rumah Adat Saoraja Tenri Bali yang dikenal memiliki 1001 tiang dengan tiang berat mencapai 2 ton. Bagi para penggemar fotografi, tempat ini adalah surga.


6. Museum Saoraja Mallangga

Berdasarkan informasi dari digitaldesa.id, Museum Saoraja Mallangga yang dulu dikenal sebagai Museum Sengkang, dibuka kembali pada 1990 setelah pertama kali diresmikan pada 1933. "Saoraja Mallangga" artinya istana yang bertingkat, yang pada masa lalu merupakan kediaman sang raja dan pusat pemerintahan Wajo. Di dalamnya, Anda dapat menemukan berbagai koleksi dari Kerajaan Wajo, termasuk naskah, etnografi, dan benda pusaka Raja Mallangga. Bagi Anda yang tertarik dengan sejarah, kunjungan ke museum ini sangat dianjurkan.


7. Desa Sutera Pakkana

Wajo dikenal dengan produksi sutera kualitas tinggi. Di Desa Sutera Pakkana, Anda bisa menyaksikan proses pembudidayaan ulat sutera dan pembuatan kain sutera. Anda juga dapat mempelajari proses pemintalan sutera dan membeli produk sutera langsung dari sumbernya.


8. Masjid Darussalam Belawa

Sebagai salah satu ikon Wajo, Masjid Darussalam memperlihatkan arsitektur yang megah sejak didirikan pada 1947. Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi tujuan wisata religi bagi banyak pengunjung.


9. Kolam Renang Kalola

Terletak di tengah hutan di Desa Kalola, kolam renang ini menjadi tujuan populer bagi warga lokal dan wisatawan. Selain menyegarkan, lokasinya yang unik menambah daya tarik kolam renang ini.


10. Gelora Permata Hijau Waetuwo

Sebagai destinasi rekreasi yang baru, Gelora Permata Hijau menawarkan berbagai fasilitas untuk pengunjung, termasuk area makan, wifi, dan fasilitas outbound. Tempat ini cocok untuk kunjungan keluarga.


11. Situs Allangkanangnge

Situs ini merupakan saksi sejarah Kerajaan Bugis pada abad ke-13 hingga ke-17 M. Sebagai bekas pusat kerajaan, situs ini menyimpan berbagai temuan arkeologis seperti keramik dan gerabah. Bagi Anda yang tertarik dengan sejarah dan arkeologi, situs ini wajib dikunjungi.


12. Makam Puang Massora

Berusia ratusan tahun, Makam Puang Massora tetap ramai dikunjungi. Konon, makam ini merupakan tempat peristirahatan terakhir seorang raja yang dikenal dengan sebutan Puang Massora. Terletak di Sogi, Kecamatan Maniang Pajo, Kabupaten Wajo, tempat ini cocok bagi Anda yang tertarik dengan wisata bersejarah.


13. Situs Geddonge

Dikenal sebagai gudang benda purbakala, Situs Geddonge berdiri sejak 1818 saat Arung Matoa La Salewangeng memimpin Wajo. Lokasinya di Tellulimpoe, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, sangat direkomendasikan bagi Anda yang menyukai peninggalan sejarah.


14. Masjid Agung Ummul Qura

Berlokasi di samping Lapangan Merdeka Sengkang, masjid ini selalu dipenuhi jemaah setiap hari. Bagi Anda yang berwisata religi, selain Masjid Darussalam Belawa, Masjid Agung Ummul Qura patut menjadi tujuan.


15. Makam Pahlawan Nasional La Maddukulleng

Sebagai pengingat dan penghormatan kepada Arung Matoa Wajo, Sultan Pasir, Arung Singkang La Maddukkelleng - salah satu Pahlawan Nasional Sulawesi Selatan, kunjungan ke makam ini menambah wawasan sejarah perjuangan Indonesia.


16. Budidaya Murbei dan Ulat Sutera Wajo

Saat berada di Kota Sutera, kesempatan melihat budidaya ulat sutera dan proses pembuatan kain sutera pasti menarik. Anda juga dapat melihat budidaya murbei, tanaman favorit ulat sutera. Lokasinya berada di Desa Pakkanna, Kecamatan Tanasitolo, tak jauh dari Kota Sengkang. Rasakan pengalaman unik dalam merawat ulat sutera dan tanaman murbei.


Demikian beberapa rekomendasi tempat wisata di Wajo. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda!

15 Tempat Wisata Populer di Soppeng yang Wajib Anda Kunjungi

15 Tempat Wisata Populer di Soppeng yang Wajib Anda Kunjungi


Keberagaman destinasi di Soppeng menawarkan pengalaman wisata dari keindahan alam hingga situs bersejarah. Kabupaten Soppeng, yang dikenal sebagai Bumi Latemmamala, berjarak sekitar 150 Km dari pusat Kota Makassar dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 3-4 jam.


Inilah beberapa pilihan menarik untuk mengisi liburan di Soppeng, sebuah tempat yang mampu memberikan suasana menyegarkan bagi setiap pelancong:


1. Pemandian Air Panas Lejja

Di Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa, terletak Pemandian Air Panas Lejja yang terkenal. Daya tarik utama dari tempat ini adalah air panasnya yang berada pada suhu sekitar 60 derajat celcius. Tarif masuknya berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 12.500 untuk dewasa tergantung hari kunjungan, sementara anak-anak hanya Rp 3.000.


2. Puncak Gunung Sewo

Bagi pencinta alam dan pendakian, Puncak Gunung Sewo yang berlokasi di Bila, Kecamatan Lalabata, adalah destinasi sempurna. Dari puncaknya yang berada di ketinggian +450 mdpl, pengunjung dapat menatap keindahan kota Soppeng, menyaksikan sunrise atau sunset, atau sekadar menikmati sensasi berada di antara awan. Waktu pendakian ke puncak kurang lebih 45 menit.


3. Taman Kalong

Berada di pusat kota Soppeng, Taman Kalong menawarkan hiburan murah namun berkesan. Dinamai berdasarkan kelelawar pemakan buah yang sering terlihat bertengger di sana, taman ini menyuguhkan suasana yang menyenangkan. Pengunjung dapat beristirahat, menikmati cemilan, atau hanya menikmati lampu-lampu berwarna-warni di malam hari. Lokasinya berdekatan dengan masjid Raya Soppeng dan Villa Yuliana.


4. Bukit Gondolo

Dikenal oleh penduduk lokal sebagai Bulu Gondolo, bukit ini sesungguhnya memiliki ciri khas tanpa pepohonan. Lokasinya terletak di Jalan Buccello, Kecamatan Lalabata. Menuju bukit ini, pengunjung akan melintasi beberapa pemukiman penduduk. Untuk mencapai puncaknya, diperlukan pendakian sekitar 80-100 meter. Dari atas, pengunjung akan disuguhkan pemandangan kota, pegunungan yang memukau, danau tempe di kejauhan, serta indahnya matahari saat terbit dan tenggelam.


5. Museum Villa Yuliana

Dulunya bangunan kolonial Belanda, Villa Yuliana kini menjadi museum yang memamerkan barang-barang bersejarah seperti peralatan, senjata, dan uang kuno. Bangunan ini terletak di pusat Kabupaten Soppeng, tepat di Botto, Kecamatan Lalabata.


6. Desa Umpungeng: Pusat Indonesia

Desa Umpungeng, yang dikenal sebagai titik terpusat Indonesia, menawarkan kekayaan budaya dan sejarah. Situs megalitikum di desa ini menandai pertemuan antara raja-raja kuno Soppeng. Lokasinya dikelilingi oleh Gunung Laposo dan Gunung Nene Conang, dengan ketinggian antara 1000-1500 mdpl, memberikan tantangan bagi pengunjung.


7. Kolam Alam Ompo

Terletak di Ompo, Kecamatan Lalabata, kolam alam ini dikenal dengan airnya yang jernih dan dingin. Kolam ini memiliki tiga bagian berbeda untuk dewasa, anak-anak, dan sumber mata air.


8. Triple 8 Riverside Resort

Resort yang berlokasi di Jalan Lompo Nomor 888, Lemba, Lalabata ini menawarkan penginapan, kafe, dan restoran dalam satu area, dengan suasana yang nyaman dan sudut-sudut yang menarik untuk berfoto.


9. Permandian Citta

Permandian ini, yang berlokasi di Desa Citta, menawarkan suasana pedesaan yang asli dengan kolam yang terus mengalir sepanjang tahun, disuplai oleh pohon besar.


10. Lembah Cinta Mattabulu

Terletak di tengah hutan pinus, Lembah Cinta Mattabulu menawarkan berbagai aktivitas luar ruang seperti flying fox, sepeda gantung, dan camping. Kunjungan terbaik ke tempat ini adalah pada bulan Desember, ketika daun-daun berjatuhan memberikan pemandangan yang menawan. Namun, disarankan untuk tidak menggunakan kendaraan roda empat karena keterbatasan lebar jalan.


11. Sao Mario Heritage House

Rumah Adat Sao Mario, dengan penampilan arsitekturnya yang mencerminkan kebudayaan suku di Sulawesi hingga Sumatera, adalah warisan dari Prof Andi Mustari Pide, tokoh Bugis yang meraih kesuksesan di Minangkabau, Padang, Sumatera Barat. Terletak di Manorang Salo, Marioriawa, dan berjarak sekitar 30 Km dari Kota Watansoppeng, kompleks ini menampilkan berbagai rumah tradisional dari Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Minangkabau, hingga Batak. Rumah Adat Sao Mario kini menjadi museum yang menyimpan berbagai benda antik dari berbagai wilayah di Indonesia maupun mancanegara, menjadikannya sebagai destinasi wisata menarik di Soppeng.


12. Mariang'e's Tellongeng

Mariang'e's Tellongeng, terletak di Desa Mattabulu, adalah destinasi wisata yang diinisiasi oleh IMPS bersama karang taruna setempat. Tempat ini kini menjadi destinasi populer dengan udara sejuk dan pemandangan alam yang mempesona. Pengunjung akan menikmati perjalanan 20 menit berjalan kaki yang dihiasi dengan kutipan-kutipan inspiratif di papan kayu sepanjang jalan.


13. Bulu Matanre Archaeological Site

Situs Bulu Matanre, di Kabupaten Soppeng, adalah bukti peninggalan kerajaan kuno yang makmur. Situs ini menjadi tempat peristirahatan terakhir Raja Bulu Matanre dan menjadi latar belakang bagi ritual Pattaungeng, perayaan tahunan yang diadakan untuk menghormati leluhur dan mengekspresikan rasa syukur. Terletak di Dusun Cirowali, Desa Mattabulu, situs ini dapat dikunjungi tanpa biaya masuk.


14. Liu Pangie Waterfall

Salah satu permata di Kabupaten Soppeng, Air Terjun Liu Pangie menawarkan pengunjung pengalaman alami yang menyejukkan. Dikelola oleh Bumdes Mattabulu, tempat ini dilengkapi dengan wahana seperti arum jeram dan ayunan ekstrem. Dengan fasilitas seperti cafe dan area perkemahan, Liu Pangie siap menyambut para petualang. Lokasinya berada di Desa Mattabulu, Lalabata dan dibuka dari pukul 08.00-16.00 Wita dengan tiket masuk Rp 5.000.


15. Lompoe's Ancient Cemetery

Jera Lompoe, yang berfungsi sebagai pemakaman bagi raja-raja dari Soppeng, Luwu, dan Bone sejak abad ke-17, berada di ketinggian 132 mdpl. Memadukan elemen desain Islam dan Hindu, pemakaman ini menampilkan nisan dengan berbagai bentuk unik. Terletak di Desa Bila, Lalabata, Jera Lompoe menjadi titik penting bagi penggemar sejarah dan budaya.