Kenalan Dulu: Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap?
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang sebagian besar (minimal 80%) dananya ditempatkan di surat utang seperti obligasi pemerintah atau obligasi korporasi.
Artinya, kamu secara tidak langsung menjadi pemilik utang dari institusi terpercaya.
Cocok banget buat kamu yang:
- Ingin investasi lebih stabil dari saham
- Tidak ingin pusing memantau pasar setiap hari
- Punya profil risiko konservatif atau moderat
Kenapa Harus Pilih Reksadana Pendapatan Tetap?
Karena kamu akan mendapat:
- Return lebih tinggi dari deposito
- Risiko lebih rendah dibanding saham
- Cuan rutin dan stabil, cocok untuk tujuan jangka menengah (2–5 tahun)
- Dikelola oleh manajer investasi profesional
Nah, sekarang pertanyaannya: dari ratusan produk yang ada, mana yang benar-benar layak masuk portofolio kamu?
Berikut 5 reksadana pendapatan tetap terbaik berdasarkan kinerja historis, manajemen risiko, transparansi, dan reputasi manajer investasi.
1. Manulife Obligasi Unggulan Kelas A
Profil Singkat:
- Manajer Investasi: Manulife Aset Manajemen Indonesia
- Imbal Hasil 3 Tahun: ±6,5–7,5% per tahun
- Tingkat Risiko: Menengah
Kenapa Layak Dipilih?
- Fokus pada obligasi korporasi dengan rating tinggi
- Performa konsisten, cocok buat jangka menengah
- Salah satu AUM terbesar di kategori pendapatan tetap
- Cocok untuk investor pemula hingga berpengalaman
Catatan:
Produk ini cukup populer, jadi harga NAB bisa cepat naik. Jangan tunda terlalu lama kalau tertarik.
2. BNI-AM Dana Pendapatan Utama
Profil Singkat:
- Manajer Investasi: BNI Asset Management
- Imbal Hasil 3 Tahun: ±5,8–6,5% per tahun
- Tingkat Risiko: Rendah–Menengah
Keunggulan:
- Sangat stabil di tengah kondisi pasar fluktuatif
- Banyak menempatkan dana di obligasi BUMN dan pemerintah
- Biaya pengelolaan relatif rendah
Cocok untuk:
Kamu yang baru mulai investasi dan ingin alternatif dari deposito tapi tetap aman.
3. Sucorinvest Stable Fund
Profil Singkat:
- Manajer Investasi: Sucor Asset Management
- Imbal Hasil 3 Tahun: ±6,5–7,8% per tahun
- Tingkat Risiko: Menengah ke atas
Kenapa Menarik?
- Agresif tapi tetap memperhatikan manajemen risiko
- Portofolio berisi obligasi swasta dan korporasi besar
- Sangat disukai investor milenial karena performanya konsisten dan transparan
Cocok untuk:
Investor moderat yang ingin hasil lebih tinggi tanpa harus masuk ke saham.
4. Schroder Dana Mantap Plus II
Profil Singkat:
- Manajer Investasi: Schroder Investment Management Indonesia
- Imbal Hasil 3 Tahun: ±6% per tahun
- Tingkat Risiko: Menengah
Kelebihan:
- Diversifikasi tinggi: kombinasi obligasi negara dan korporasi
- Reputasi manajer investasi internasional
- Cocok untuk diversifikasi portofolio jangka panjang
Catatan:
Biasanya tersedia di platform investasi premium atau bank besar.
5. Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II
Profil Singkat:
- Manajer Investasi: Mandiri Manajemen Investasi
- Imbal Hasil 3 Tahun: ±5,8–6,8% per tahun
- Tingkat Risiko: Menengah
Alasan Masuk Daftar:
- Kombinasi obligasi korporasi swasta dan BUMN
- Salah satu produk dengan AUM besar dan likuiditas tinggi
- Proses pembelian mudah lewat platform digital
Cocok untuk:
Kamu yang ingin investasi reksadana via aplikasi bank Mandiri atau mitra daring lainnya.
Tips Memilih Reksadana Pendapatan Tetap
Sebelum kamu ambil keputusan, pastikan:
- Lihat kinerja 3–5 tahun, bukan hanya 1 tahun terakhir
- Periksa biaya-biaya seperti fee manajemen dan pembelian
- Cek portofolio aset – apakah didominasi obligasi pemerintah atau korporasi
- Kenali profil risikomu sendiri – konservatif, moderat, atau agresif
- Pilih platform investasi yang terpercaya seperti Bareksa, Bibit, Ajaib, atau Tanamduit
Reksadana pendapatan tetap bisa jadi pilar utama dalam portofolio kamu, terutama jika:
- Punya tujuan jangka menengah (3–5 tahun)
- Ingin investasi yang lebih “tenang”
- Butuh penghasilan tambahan yang stabil dari imbal hasil
Kelima produk di atas memiliki performa dan reputasi yang terbukti, namun tetap pastikan kamu memilih yang sesuai dengan kebutuhan dan strategi keuanganmu.
Ingat, dalam dunia investasi, konsistensi lebih penting daripada kecepatan. Jadi, mulai sekarang – jangan tunggu nanti.