7 Strategi Trading Jangka Panjang yang Cocok untuk Trader Santai

Avatar photo

S. Ikrar

Strategi Trading Jangka Panjang yang Cocok untuk Trader Santai

Nggak semua orang suka mantengin chart tiap menit. Kalau kamu tipe trader yang lebih suka ‘santai tapi cuan’, maka strategi trading jangka panjang bisa jadi pilihan terbaik.

Strategi ini dikenal sebagai position trading – yaitu membuka posisi dan menahannya dalam waktu lama, mulai dari beberapa minggu hingga berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Cocok buat kamu yang sibuk kerja, kuliah, atau cuma mau trading tanpa stres.

Nah, di artikel ini kita bahas 7 strategi trading jangka panjang yang paling cocok buat trader santai, lengkap dengan pendekatan analisis fundamental, tren makroekonomi, dan chart mingguan. Simak sampai akhir, ya!

Kenapa Trading Jangka Panjang?

Karena strategi jangka panjang menawarkan ketenangan, waktu luang lebih banyak, dan risiko psikologis yang lebih rendah.

Keunggulan position trading:

  • Tidak perlu monitor pasar setiap hari
  • Fokus pada tren besar, bukan noise harian
  • Cocok untuk trader dengan pekerjaan utama lain
  • Lebih mengandalkan logika bisnis daripada emosi

Strategi Trading Jangka Panjang untuk Trader Santai

1. Analisis Fundamental Kuat = Pondasi Awet

Analisis Fundamental Kuat = Pondasi Awet

Strategi ini fokus pada memilih aset yang memiliki nilai fundamental bagus, seperti kinerja keuangan, pertumbuhan laba, utang yang sehat, dan prospek bisnis ke depan.

Cocok untuk: Saham, forex (berdasarkan mata uang negara), bahkan crypto

Langkah-langkah:

  • Cek laporan keuangan atau data makro
  • Pastikan perusahaan punya profit stabil dan pertumbuhan positif
  • Pilih sektor yang sedang naik daun atau tahan resesi

Contoh: Membeli saham perbankan atau consumer goods setelah laporan kuartalan yang cemerlang.

2. Tren Makroekonomi: Ikuti Arus Besar Dunia

Tren ekonomi global bisa jadi panduan buat kamu ambil posisi jangka panjang. Misalnya, saat inflasi naik, saham energi atau komoditas biasanya naik juga.

Baca Juga:  Bunga Deposito Tertinggi: Bank Mana yang Paling Menguntungkan?

Contoh strategi:

  • Saat suku bunga naik → beli saham bank
  • Saat dolar menguat → beli USD/JPY (forex)
  • Saat tren energi terbarukan naik → pilih saham EV atau solar panel

Tools bantu: News ekonomi mingguan, data dari Bloomberg, CNBC, atau Trading Economics.

3. Chart Mingguan: Teman Setia Trader Santai

Daripada candlestick 5 menit yang bikin deg-degan, trader santai cukup pakai chart mingguan (weekly) untuk menganalisis arah tren besar.

Indikator yang cocok:

  • Moving Average 20/50/100
  • MACD weekly
  • Trendline dan breakout mingguan

Tips: Entry saat harga break resistance atau retest support kuat di timeframe mingguan.

4. Buy and Hold dengan Target Makro

Buy and Hold dengan Target Makro

Strategi klasik tapi tetap relevan. Kamu beli aset yang punya potensi jangka panjang, lalu tahan dalam waktu lama – mirip investor, tapi tetap fleksibel untuk exit saat target tercapai.

Cocok untuk: Saham, crypto, indeks, ETF

Contoh: Beli saham teknologi besar saat diskon, lalu hold selama tren global masih mendukung (misalnya transformasi digital atau AI).

Exit plan: Saat fundamental mulai goyah, atau sudah capai target ROI (misalnya 50–100%).

5. Breakout Mingguan + Volume Besar

Breakout di timeframe mingguan cenderung lebih kuat dan jarang “false breakout”. Ditambah volume besar? Makin valid!

Langkah-langkah:

  • Gunakan chart mingguan
  • Identifikasi resistance penting
  • Entry saat breakout disertai volume di atas rata-rata
  • Stop loss di bawah support lama

Cocok untuk: Saham dan crypto yang punya pola konsolidasi panjang

6. Thematic Positioning (Investasi Tematik)

Daripada mikirin teknikal tiap minggu, kamu bisa pilih tema besar sebagai panduan trading. Misalnya:

  • Ekonomi hijau
  • Digitalisasi
  • Infrastruktur
  • Teknologi kesehatan

Cara kerjanya: Pilih beberapa saham atau aset dalam tema yang sedang naik daun, lalu hold hingga tema tersebut mulai jenuh.

Baca Juga:  Risiko Tersembunyi Reksadana Saham yang Sering Diabaikan Investor

Tools: ETF tematik, indeks tematik, atau sektor terkait

Keunggulan: Lebih gampang dikelola dan tetap mengikuti arus pasar besar

7. Swing Fundamental + Analisis Musiman

Beberapa sektor punya pola musiman, misalnya:

  • Sektor konsumsi naik saat Ramadhan atau Lebaran
  • Saham konstruksi naik jelang proyek infrastruktur besar
  • Emiten pertanian naik saat panen raya

Strategi:

  • Lihat data historis tahunan
  • Entry 1–2 bulan sebelum musim puncak
  • Exit saat sentimen sudah terlalu ramai (harga mendekati puncak)

Tips: Kombinasikan dengan berita dan laporan emiten untuk timing lebih tajam.

Tools & Sumber Bantu Trader Jangka Panjang

  • Situs berita ekonomi: CNBC Indonesia, Kontan, Bloomberg
  • Platform chart mingguan: TradingView, Stockbit, Investing
  • Referensi fundamental: RTI Business, IDX.co.id, laporan emiten
  • Pantau data ekonomi: Kalender ekonomi Forex Factory, Trading Economics

Simulasi Sederhana: Investasi Saham Jangka Panjang

Misalnya kamu beli saham consumer goods saat harga Rp1.000 per lembar dan targetkan naik ke Rp1.800 dalam 8 bulan. Dengan modal Rp5 juta, kamu beli 5.000 lembar.

  • Target gain: 80% atau Rp4 juta
  • Tanpa harus buka chart tiap hari
  • Cukup pantau laporan kuartalan dan chart mingguan

Gaya santai, tapi tetap menghasilkan.

Kalau kamu ingin jadi trader yang tetap bisa tidur nyenyak, punya waktu buat kerja lain, dan nggak stres tiap market buka, maka strategi trading jangka panjang adalah jawabannya.

Kuncinya:

  • Pahami tren makro dan fundamental
  • Gunakan chart mingguan untuk sinyal entry/exit
  • Tetap disiplin dengan target dan manajemen risiko

Dengan pendekatan ini, kamu bisa jadi trader yang kalem tapi tetap cuan – tanpa harus nempel di layar sepanjang hari.

Bagikan

Rekomendasi