
nvestasi saham telah lama menjadi
pilihan bagi berbagai kalangan, dikarenakan potensi keuntungan besar dalam
durasi panjang. Namun, bagaikan dua sisi mata uang, saham juga membawa risiko yang
perlu diwaspadai.
Adalah esensial bagi investor,
khususnya yang baru mulai, untuk mengenali dan memahami risiko-risiko ini.
Sebab dengan pemahaman yang benar, langkah untuk menghindari kerugian yang
signifikan bisa lebih dipersiapkan. Bahkan, hal ini membantu dalam
mempertahankan keuntungan yang telah diraih dari fluktuasi risiko.
Risiko dalam Investasi Saham
Berikut adalah delapan risiko dari
investasi saham yang perlu Anda ketahui:
1. Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan
untuk menjual atau membeli saham tanpa mengganggu harga di pasar. Ini bisa
terjadi karena minat beli yang rendah atau adanya keterbatasan dalam likuiditas
saham tertentu. Dampak dari risiko ini bisa berupa penurunan harga jual jika
peminat pembeli sedikit.
2. Risiko Pencoretan dari Bursa (Forced Delisting)
Risiko ini muncul saat perusahaan
diharuskan untuk mencoret sahamnya dari daftar bursa. Alasan di balik
pencoretan ini bisa bervariasi, seperti performa keuangan yang tidak memadai,
ketidakakuratan dalam laporan keuangan, atau pelanggaran terhadap peraturan
yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia.
3. Risiko Kehilangan Modal (Capital Loss)
Ini adalah situasi dimana investor
mengalami kerugian akibat menjual saham dengan harga yang lebih rendah
dibanding harga pembelian. Sebagai contoh, jika seseorang membeli saham dengan
harga Rp 3.000 per lembar dan kemudian harga turun menjadi Rp 2.700, jika
investor tersebut menjual sahamnya dalam keadaan tersebut, maka kerugian yang
dialami adalah Rp 300 untuk setiap lembar saham yang dijual.
4. Ancaman dari Inflasi
Ancaman inflasi di ranah saham
berkaitan dengan potensi berkurangnya daya beli seiring dengan meningkatnya
inflasi. Inflasi merupakan situasi di mana harga barang dan jasa cenderung naik
dalam periode tertentu.
Beberapa implikasi dari inflasi pada
investasi saham meliputi berkurangnya nilai riil, pendapatan dari dividen,
serta dampak terhadap performa keseluruhan pasar saham.
5. Ancaman Penangguhan Perdagangan (Suspend)
Selanjutnya, kita memiliki ancaman
penangguhan perdagangan atau yang dikenal sebagai suspend. Saat saham tertentu
mengalami suspend oleh pihak otoritas bursa efek, maka investor tidak dapat
melakukan transaksi jual beli saham tersebut hingga status suspend dicabut.
Durasi suspend bisa berbeda-beda,
umumnya berlangsung dalam kurun waktu pendek, seperti satu hingga beberapa hari
perdagangan. Beberapa penyebab saham mendapat status suspend antara lain:
·
Lonjakan atau penurunan harga saham yang signifikan dalam
waktu cepat.
·
Perusahaan mengalami pailit.
·
Ketika otoritas bursa menuntut klarifikasi dari perusahaan,
misalnya terkait keterlambatan penyampaian laporan keuangan.
6. Ancaman Kebangkrutan
Setiap perusahaan berisiko menghadapi
kebangkrutan, terutama jika mereka gagal memenuhi kewajiban utangnya dan dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan. Dalam kondisi kebangkrutan, investor biasanya hanya
mendapatkan sebagian dari nilai aset perusahaan setelah digunakan untuk
melunasi utang-utangnya.
Ancaman kebangkrutan ini sering
muncul saat performa perusahaan menunjukkan tren negatif, sehingga
pendapatannya tidak mencukupi untuk menutupi utangnya.
7. Ancaman Pasar
Ancaman sistematis atau ancaman pasar
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh pasar, bukan hanya
saham atau perusahaan tertentu. Dikenal sebagai ancaman yang tak dapat
dieliminasi, ancaman ini mempengaruhi seluruh investor, baik yang baru maupun
yang berpengalaman.
Beberapa contoh dari ancaman pasar
antara lain perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah, dan dinamika sosial
politik di sebuah negara. Semua faktor ini dapat mempengaruhi seluruh saham
tanpa memandang jenis atau sektornya.
8. Risiko Spesifik Perusahaan
Risiko spesifik perusahaan adalah
jenis risiko yang hanya berdampak pada satu perusahaan tertentu, seperti
ancaman dari kompetitor baru atau kesalahan dalam proses produksi. Meskipun
merupakan risiko, namun investor dapat menguranginya. Investor yang
berpengalaman biasanya lebih cekatan dalam mengelola risiko spesifik ini, sebab
mereka mampu membedakan antara perusahaan dengan performa yang baik dan yang
kurang.
Bagaimana Menghadapi Ancaman Dalam Saham
Setiap investasi saham tentu memiliki
risikonya. Oleh karena itu, ada beberapa metode yang bisa diterapkan investor
untuk mengatur risiko dan mengambil keputusan yang tepat. Beberapa di antaranya:
1. Mengenal Profil Risiko Diri
Sebelum berinvestasi, penting bagi
investor untuk mengetahui profil risiko mereka. Ini membantu memastikan pilihan
investasi sesuai dengan selera dan toleransi risiko mereka. Ada tiga jenis
profil risiko:
·
Konservatif: Tipe investor yang cenderung mencari kestabilan
dan keamanan daripada mengincar keuntungan besar.
·
Moderat: Investor dengan profil risiko ini memiliki toleransi
risiko yang seimbang antara keuntungan dan potensi kerugian.
·
Agresif: Merujuk pada investor yang bersedia mengambil risiko
besar demi keuntungan yang lebih tinggi.
2. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi adalah langkah penting
untuk meminimalisir risiko dalam saham. Ini berarti menyebar investasi di
beragam saham atau aset. Sehingga, jika ada satu saham yang nilainya turun,
portofolio keseluruhan tetap stabil. Sebagai contoh, memiliki campuran
investasi di berbagai sektor, saham, obligasi, dan lainnya.
3. Riset Thorough
Mengadakan riset komprehensif adalah
fondasi dalam mengambil keputusan investasi yang baik. Hal ini mencakup
peninjauan laporan keuangan, analisis fundamental, dan berita terkini yang bisa
mempengaruhi nilai saham.
Dengan melakukan riset menyeluruh,
investor dapat mengenali potensi masalah dan mengatur risiko dengan lebih
efektif.
Sebagai penutup, memahami dan
mengenali setiap risiko dalam saham sangat penting. Dengan begitu, investor
bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan dan menargetkan hasil yang optimal.
0 Comments